Blog Khusus Untuk Masyarakat Kab.Madina

Maju bersama untuk Kab.Madina

Pupuk Bokasi Alternatif Atasi Kelangkaan Pupuk

Posted by kabmadina on August 14, 2008

PANYABUNGAN-RAKYAT MADANI

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabuapaten Mandailing Natal (Madina), Monang Nasution menyatakan mengatasi kelangkaan pupuk Urea dan SP-36, ada baiknya petani tanaman pangan mencoba pupuk bokasi yang terbuat dari campuran sejumlah bahan alam dan kotoran kerbau.

“Pupuk bokasi ini semacam pupuk kompos dimana bahannya sangat mudah didapatkan di sekitar pemukiman penduduk dan persawahan. Dana pembuatannya pun relatif murah,” ungkap Monang menjawab RAKYAT MADANI di Panyabungan, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, KTNA tetap mjendorong pemerintah daerah dan pihak distributor mengatasi kelangkaan pupuk Urea dan SP-36. Sebab, bukan saja jenis pupuk bersubsidi yang langka, tatapi juga dialami pupuk non subsidi. Sehingga petani sangat kewalahan menghadapinya.

Diuraikannya, pembuatan pupuk bokasi bisa dilakukan oleh petani sendiri tanpa memerlukan bimngan karena cara pembuatannya sangat mudah. Bahannya meliputi jerami, dedak, daun-daun hijau seperi ilalang, gula aren, tahi kerbau atau lembu, air dan cairan untuk permentasi.

Seluruh bahan-bahan itu disatukan dan diaduk seperi mengaduk cor semen lalu ditutup pakai plastik selama 24 jam. Selama penutupan selama 24 jam ini merupakan proses permentasi. Usai permentasi selama 24 jam, seluruhnya sudah menjadi pupuk yang sudah siap ditaburkan pada areal persawahan sebelum ditanami padi.

Bahan-bahan untuk pupuk bokasi ini, menurut Monang mudah didapatkan. Jerami di sawah usai panen tak usah dibakar seperti yang selama ini dilakukan petani, tetapi dicincang untuk pembuatan pupuk bokasi.

“Selama ini jerami di sebagian daerah di Madina masih dibakar petani usai panen. Selain itu daun-daun hijau seperi ilalang juga banyak ditemukan di ladang-ladang dan pematang sawah. Ini bisa dimanfaatkan untuk bokasi,” katanya.

Petani di Madina, lanjut Monang bisa melakukan pembuatan pupuk bokasi milai saat ini, sebagai upaya mengatasi kelangkaan pupuk Urea dan SP-36. Kandungan pupuk bokasi sama manjurnya dengan pupuk urea. Bahkan bokasi lebih alami dan tidak menimbulkan dampak negatif seperti pupuk komia.

Pupuk kimia semisal Urea dan SP-36, imbuh Monang masih berdampok negatif pada tanah. Selain menyuburkan tanaman, pupuk kimia sebenarnya di sisi lain justru menggersangkan tanah, dan tanah lama-lama sangat tergantung pada pupuk kimia. (Dahlan)

Leave a comment